Barusan saya baca temlen seorang superstar. Siapa yang tak kenal Taufik Hidayat? Cukuplah ya anda baca tautan saya itu. Nah, yang menarik setelah membaca temlen adalah behind the scene nya si superstar. Hahahahaa.. Maksudnya melihat Taufik dari beberapa sisi. Saya jadi risih, ketika kebanyakan orang yang melihat sesuatu hanya dari satu sisi saja. Filosofi mudahnya begini, jika anda lihat dari satu sisi saja maka yang akan dapat dipastikan adalah anda tidak pernah bisa melihat dari sisi lain karena sesuatu itu selalu punya (minimal) dua sisi. Sukur aja kalo anda in gud lucky position pas melihat sesuatu itu dari sisi yang baik, kalo sebaliknya? Nah loh? Yang ada hanya sederatan duga-dugaan omong kosong dan statement sampah yang bisa saja dapat merusak suasana hati.
Lazimnya suami dan bapak atas seorang Ami Gumelar dan duo Ata & Nayo, juga seorang teman dari sahabat maupun lawan di lapangan, menurut saya Taufik seorang yang hangat dalam lingkungannya. Meski harus saya akui, disamping itu dia juga sosok yang terkadang agak meledak-ledak kalo sudah diajak bicara tentang prestasi oleh kuli tinta dan mass media. Kerap kali terdengar Taufik mengeluarkan statement agak keras dan menyindir beberapa pihak (apalagi ketika dalam masa-masa harus menelan pil pahitnya kekalahan berlaga).
Ada tiga kata yang menarik perhatian saya ketika melihat profil di salah satu akun jejaring sosialnya tersebut, ungkapan wining is attitude (that's point I said above ~ see in different said of ). Bagi seorang Taufik mungkin kemenangan bukan sekedar ketika anda melihat papan skor pertandingan menunjukkan 21-19 atas INA - NO NAME. Namun lebih dari itu, acap kali penghargaan atas kemenangan dilihat sangat klise oleh kita sementara ketika kemenangan harus dihadiahi kekalahan, dengan serta merta kita akan menganggapnya buruk bahkan sangat buruk banget sekali. Seakan-akan berjudulkan Tiada Maaf Bagimu, skor adalah nilai mutlak agar bisa dihargai sebagai pemenang. Ketika kalah, habislah sudah.
Tapi buat saya ketika menonton pertandingan Taufik dan mereka yang lain, yang paling penting adalah suguhan permainan yang oke dulu. Saya pribadi menyatakan suka melihat arogansinya dan menurut saya sih pantas-pantas saja. Dia capable kok.
Nah lain dengan orang kebanyakan, kalo bicara soal kalah menang itu bonus buat saya. Kalah ketika permainan yang diberikan oleh atlit bermental dan berjiwa pemenang akan sangat seru banget sekali. Tapi ya sudah sifatnya manusia, wajar saja jika masyarakat (Indonesia khususnya) memberikan kemenangan sebagai harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi kepada superstar se-kelas anda loh, Bung Taufik.
Terlepas reward apa yang diberikan negara kepada anda. Bagaimanapun, (mengutip kalimat dari salah satu teman saya) anda terlanjur lahir di Indonesia bukan di Malaysia yang mana atlet seperti LCW setelah menyatakan pensiun nantinya akan digaji oleh pemerintahnya. Jadi berbesar hati sajalah.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar