Rabu, 12 April 2017

Renata I

Gadis itu hanya tertegun menatap perempuan muda dihadapannya. Raut wajahnya tetap seperti tadi, seperti tidak terjadi apa-apa. Namun demikian, jari jemarinya gelisah, diremasnya lalu dilepas, digenggamnya lalu dilepas kembali, lalu diperhatikannya satu per satu sambil sesekali melirik kepada perempuan muda dihadapannya. Dia tau bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan yang membuat perempuan muda itu marah dan sejurus memandangnya dengan tatapan sinis. Maka dari itulah dia hanya diam saja. Jangankan maaf, bahkan untuk mengucapkan pengakuan salah yang singkat pun gadis itu tak mampu.

***

Perempuan muda itu terlihat angkuh diatas kesalahan gadis itu. Meski gadis itu berkali-kali merentangkan tangannya tapi perempuan itu tak bergeming. Sedikitpun dia tak meneduhkan tatapan matanya. Aku jadi bertanya-tanya, kesalahan apakah gerangan yang dilakukan gadis itu padanya hingga membuatnya demikian gusar?

Dering telepon selulerku membuyarkan lamunanku. Sederet nomor tanpa nama yang tertera di layar hp ku sontak membuatku heran. "Ya.. Halo.." terdengar suara di seberang sana, lembut dan ringan.

Deg.
Seketika saja aku terkejut. Bagaimana mungkin aku bisa lupa kepada suara itu.
"Renata? Baik.. Tunggu aku. Aku kesana sekarang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar