Plang SMA BUDI HARAPAN terpampang di depan pintu gerbang megah dengan pagar tinggi besar yang mengelilingi bangunan berwarna merah jambu ini. Aihh.. aku baru kali ini melihat sekolahan yang warna cat nya agak melankolis begini. Tapi itu pula lah yang menjadi daya tarik sekolahan ini hingga menjadi salah satu sekolah favorit para abegeh yang mau lanjut sekolah setelah lulus dari sekolah menengah pertama mereka. Tidak hanya lokal, konon katanya beberapa daerah sekitar kota sini, para abegeh nya juga mengincar sekolah berwarna pink ini. YA SALAAAAAM.
Adalah aku, seorang siswi aneh yang masuk sekolahan pink ini dengan setengah hati. Hanya karena gebetanku masuk sekolah lain. Sungguh membuat sesak didada ketika ribut dengan mama mengenai keputusan masuk sekolah ini. Kan tidak mungkin saja aku katakan bahwa alasanku tidak setuju dengan keputusan mama adalah masalah tidak satu sekolahan dengan gebetan. Yang benar saja? Tapi ya sudahlah.. Aku akhirnya manut saja ketika seorang wanita karir yang menyetir sedan corolla hitamnya melambaikan tangan ke arahku sambil berujar, "Have a nice day, Dear.. Semoga berhasil.." OH MAI GOD !!! Gebetankuuuuuuuuuuhhh... heuheuheuheuu..
Upacara pagi dimulai dengan basa basi dari kepala sekolah sebagai opening ceremonial welcome untuk para siswa baru. Lalu dilanjutkan dengan mencari nama masing-masing di depan papan pengumuman besar. Aku benar-benar tak bergeming. Duduk diam sambil mengunyah malas-malasan sebuah permen karet ketika seseorang duduk tak jauh dariku. Pakaian nya sudah seragam SMA. Tapi aku masi aja mingkem, melirik pun tak semangat. Oh gebetan, begitu besarnya pengaruhmu dalam hidupku.
"Hei Batistuta.." terdengar juga suaranya yang berat menegur entah siapa. Dan aku...? Sungguh tak berselera. "Ehh.." dan sebuah pukulan gulungan kertas yang dihempaskan ke bangku disebelahku akhirnya berhasil mengalihkan perhatianku. Bukan apa-apa, aku kaget. Aku melongo sekilas lalu menaikkan kedua alisku. "Kamu udah dapat kelas?" tanyanya. "Siapa? Aku?" jawabku bertanya kembali. "Iyalah.. Siapa lagi coba, disini tuh kan cuma ada kamu." "Tapi Batistuta siapa ya?" "Oh.. Iya.. Maaf.. Sekilas tadi dari jauh, rambut kamu mirip Batistuta." katanya nyengir kuda sambil garuk-garuk kepalanya yang kurasa tidak gatal sama sekali. "Rambut?" ujarku lagi, heran tak mengerti arah bicara manusia ssatu ini. "Poni" ujarnya segera. Well tetap saja aku tak mengerti. "Chan.." terdengar seorang senior perempuan menghampirinya dan bicara entah apa lalu sekilas melirik ke arah ku dengan tatapan tak bersahabat. "Ok.." begitu kata senior laki-laki yang kemudian aku tau bernama Chan itu menjawab lalu berdiri dan pergi tergesa-gesa.
"Melaaaaaa... Oiiiiiii..." Suara cempreng itu.. YA SALAAAAAMMM.. Bagaimana aku tidak mengenalinya. Si ceking ini ternyata sekolah dimari. "Dian..? Kau disini juga ternyata? Aku kira.." semangatku sedikit terbakar oleh kehadiran Dian si ceking teman karibku di Sekolah Dasar dulu. Dia tertawa lebar dengan mata yang menyipit meninggalkan bentangan garis tipis. Dia memang turunan Cina tapi hanya mata Cina yang dia warisi. Kulit putih Cina ayahnya sudah habis diturunkan pada kedua kakaknya dan dia kebagian gen ibu yang berkulit sawo matang. "Kita tidak sekelas, Mel.. Tapi bersebelahan. Kau di kelas I.1 dan aku di I.2, nah kabar baiknya kelas mu deket kantin loh.. Nanti aku bisa singgah ke kelasmu kalau mau ke kantin dan liat-liat ke dalam, mana tau ada yang seger-seger di kelasmu dan kamu juga bisa begitu ke kelasku. Eh di kelasku ada cowok guanteeeeng.. ntar deh aku... bla bla bla.." begitu info akuratnya dan lan lain dan lain lain yang kembali meruntuhkan semangatku. "AS YOU WISH deh, De.." kataku berlalu sambil liat-liat plang I.1 sesuai info darinya barusan.
Kelas I.1 seperti info akuratnya si Dian, emang ada nama RAHMEILA
FITRI didalam daftar itu. Bangku kelas yang tersisa hanya dua, di depan
sekali atau belakang sekali. Heuufh.. Oke lah! Dengan langkah pasti aku
mengayunkan kakiku ke belakang sana. I'm the only girl lah di belakang
sana dan seketika itu juga menjadi suit-suit-an lelaki-lelaki abegeh
ini. Setelah ribut-ribut sebentar sekedar berkenalan sesama teman sebangku, masuklah Pak Guru sang wali kelas yang memperkenalkan
diri bernama Pak Rahmadi. Lalu berkenalan lah kami satu per satu antara
murid dan guru dan sekalian sesama teman. Setelah acara perkenalan intern berlalu,
kemudian beberapa orang senior masuk untuk ber-basa-basi memperkenalkan diri
sebagai anggota penjabat struktur bergengsi di bangku sekolahan ini,
OSIS.
"Ehh.. Batistuta di kelas ini ya?" ujar salah
seorang diantara mereka dan aku mengenal suaranya. Baru berkenalan lebih
tepatnya. Dan ini sungguh sangat memalukan. Seisi kelas menatap ke
arahku disertai suara ledakan bully para lelaki abegeh ini. OH MAI GOD ! Thx God ! Komplit sudah hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar