
Anak Tangga Pukul 5
*kilas balik
Sekitar pukul 5 sore aku dengan ditemani beberapa orang teman dekatku duduk di beranda kampus. Aku mengamati jingga. Hal itu terbaca oleh mereka. "Ke pantai yuk.." dan dengan tidak membuang tempo lagi, kami pun berlarian menuruni anak tangga mengejar bus kota yang melintas tak jauh di depan kami. "Hey tunggu..." ujarku sambil kerepotan karena menenteng sepatu high heels setinggi 3cm milikku. Hangatnya bebatuan anak tangga pukul 5 itu membelai telapak kakiku dengan mesra. Dan sejak hari itu, jadilah kami selalu mengunjungi senja di tepi pantai. Setidaknya setiap minggu harus ada cek absen kesana, begitulah kami menamainya.
Lalu ketika ada hal yang sudah seharusnya berubah dan aku tak mampu menerimanya, kecewa pun tak bisa dihindari. Namun kemudian seseorang mengajariku. Dengan kesabarannya yang tulus , menjelaskan kepadaku, agar aku mengerti, mengapa hal itu mesti terjadi.
Tak ada lagi jingga kulihat dari puncak anak tangga tersebut. Tak ada lagi lari-larian kecil. Tak ada lagi cek absen pukul 5. Walaupun begitu, kehangatan anak tangga itu pasti masih ada di setiap pukul 5.
Sekitar pukul 5 sore aku dengan ditemani beberapa orang teman dekatku duduk di beranda kampus. Aku mengamati jingga. Hal itu terbaca oleh mereka. "Ke pantai yuk.." dan dengan tidak membuang tempo lagi, kami pun berlarian menuruni anak tangga mengejar bus kota yang melintas tak jauh di depan kami. "Hey tunggu..." ujarku sambil kerepotan karena menenteng sepatu high heels setinggi 3cm milikku. Hangatnya bebatuan anak tangga pukul 5 itu membelai telapak kakiku dengan mesra. Dan sejak hari itu, jadilah kami selalu mengunjungi senja di tepi pantai. Setidaknya setiap minggu harus ada cek absen kesana, begitulah kami menamainya.
Lalu ketika ada hal yang sudah seharusnya berubah dan aku tak mampu menerimanya, kecewa pun tak bisa dihindari. Namun kemudian seseorang mengajariku. Dengan kesabarannya yang tulus , menjelaskan kepadaku, agar aku mengerti, mengapa hal itu mesti terjadi.
Tak ada lagi jingga kulihat dari puncak anak tangga tersebut. Tak ada lagi lari-larian kecil. Tak ada lagi cek absen pukul 5. Walaupun begitu, kehangatan anak tangga itu pasti masih ada di setiap pukul 5.
*No Woman No Cry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar